Senin, 09 Februari 2009

MEMAHAMI DUNIA JURNALISTIK

Defenisi Jurnalistik

Menurut Kris Budiman, Jurnalistik (jounalsitiek dari bahasa belanda) bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Junalistik mengcakup kegiatan dari peliputan samapi kepada penyebarannya kepada masyarakat. sebelumnya, jurnalistik dalam pengertian sempit disebut juga dengan publikasi secara cetak. Dewasa ini pengertian tersebut tidak hanya sebatas melalui cetak seperti surat kabar, majalah, dsb. namun meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi. Berdasarkan media yang digunakan meliputi jurnalistik cetak (point Journlism), elektronik (electronic journalism). akhir-akhir ini juga telah berkembang jurnalistik secara tersambung (online journalism)

Sebuah berita jika disampaikan haruslah memuat nilai berita di dalamnya. Nilai berita mencakup beberapa hal, seperti berikut.
  1. Obejektif : berdasarkan fakta, tidak memihak.
  2. Aktual : terbaru, belum "basi".
  3. Luar biasa : besar, aneh, janggalm tidak umum.
  4. Penting : pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak; menyangkut orang orang penting/terkenal
  5. Jarak : familitaris, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).
lima nilai berita diatas menurut Kris Budiman sudah dianggap cukup dalam menyusun berita. Namun, Masri Sareb Putra dalam bukunya "Tehnik Menulis Berita dan Feature", malah memberikan dua belas nilai berita dalam menulis berita (2006:33). Dua belas hal tersebut diantarannya adalah :
  1. Sesuatu yang unik,
  2. Sesuatu yang luar biasa,
  3. Sesuatu yang langka,
  4. Sesuatu yang dialami/dilakukan/menimpa orang(tokoh)penting,
  5. Menyangkut keinginan publik,
  6. Yang tersembunyi,
  7. Sesuatu yang sulit untuk dimasuki,
  8. Sesuatu yang belum banyak/umum diketahui,
  9. Pemikiran dari tokoh penting,
  10. Kelakuan/kehidupan tokoh penting
  11. Kementar/ucapan dari tokoh penting, dan
  12. Hal lain yang luar biasa.

Dalam kenyataanya, tidak semua nilai itu akan kita pakai dalam sebuah penulisan berita. hal terpenting adalah adanya aktualis dan pengedepanan objektivitas yang terlihat dalam isi tersebut. seperti tubuh kita, berita juga mempunyai bagian-bagian, diantaranya adalah sebagai berikut.
  1. Judul atau kepala berita (headline).
  2. Baris tanggal (dateline).
  3. Teras berita (leade atau intro).
  4. Tubuh berita (body).
Bagian-bagian diatas tersusun secara terpadu dalam sebuah berita, Susunan yang paling sering didengar ialah susunan piramida terbalik. metode ini lebih menonjolkan inti berita saja, Atau dengan kata lain, lebih menekankan hal-hal yan umum dahulu baru ke hal yang khusus. Tujuannya adalah untuk memudahkan atau mempercepat pembaca dalam mengetahui apa yang diberitakan; juga untuk untuk memudahkan para redaktur memotong bagian tidak/kurang penting yang terletak di bagian paling bawah dari tubuh berita (Budiman 2005). Dengan selalu mengedepankan unsur-unsur yang berupa fakta di tiap bagiannya, terutama paa tubuh berita. Dengan senantiasa meminimalkan aspek nonfaktual yang pada kecenderungan akan menjadi sebuah opini.

untuk itu, sebuah berita harus memuat "fakta" yang didalamnya terkandung unsur-unsur 5W+1H. Hal ini senada dengan apa yang dimaksudkan oleh Lasswell, salah seorang pakar komunikasi (Masri Sareb 2006 : 38).
  1. Who - siapa yang terlibat di dalamnya?
  2. What - apa yang terjadi didalam suatu peristiwa?
  3. Where - dimana terjadinya peristiwa tersebut?
  4. Why - mengapa peristiwa itu terjadi?
  5. When - kapan tejadinya?
  6. How - bagaiman terjadinya?
Tidak hanya sebatas berita, bentuk jurnalistik lain, khususnya dalam media cetak, adalah berupa opini. Bentuk opini ini dapat berupa tajuk rencana (editorial), artikel opini atau kolom (column), pojok surat pembaca.

Hal penting lain yang dibutuhkan dalam sebuah proses jurnalistik adalah pada sember berita. Ada beberapa petunjuk yang dapat membantu pengumpulan informas, sebagaimana diungkapkan oleh Eugene J. Webb dan Jerry R. Salancik (Luwi Iswara 2005:67) berikut ini.
  1. Observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita.
  2. Proses wawancara.
  3. Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik.
  4. Partisipasi dalam peristiwa.
(dikutip dari :www. desain.blogdrive.com)

Materi Pelatihan Jurnalistik
Pemateri oleh
Nurhaeni Amir


Tidak ada komentar:

Posting Komentar